Pages

Minggu, 07 Februari 2016

Laporan Praktikum Kesetimbangan Dinamis



Kesetimbangan Dinamis

A.    Tujuan
Untuk memahami proses menuju setimbang dan keadaan setimbang dengan cara menganalogikan kesetimbangan dinamis.

B.     Landasan Teori
Reaksi kimia yang terjadi di alam seringkali tidak mencapai kesempurnaan. Pada beberapa reaksi, suatu zat bereaksi dengan zat yang lain membentuk produk yang mana produk tersebut bereaksi lagi membentuk bahan awalnya. Dengan demikian, dua reaktan A dan B bisa saja membentuk produk C dan D. Produk C dan D bereaksi lagi membentuk A dan B.
 A + B C + D
Reaksi yang dapat mempunyai arah maju dan mundur secara bersamaan disebut dengan reaksi dapat balik (reversible reaction). Keadaan dapat balik dapat diraih ketika dua reaksi yang berlawanan terjadi pada laju yang sama dan konsentrasi reaktan dengan produk tidak berubah dengan waktu dan ditemukan pada kesetimbangan kimia.
Keadaan setimbang adalah keadaan sistem yang sifatnya dapat diukur tanpa adanya perubahan dalam kondisi tertentu. Keadaan sistem yang dapat diukur menjadi konstan pada keadaan setimbang. Mungkin saja reaksi dapat berakhir secara sempurna. Pada keadaan setimbang, laju reaksi maju sama dengan laju reaksi mundur. Pada saat setimbang tidak ada perubahan konsentrasi molekul sistem.

C.     Alat dan Bahan
1.      Pipet berukuran besar dan kecil
2.      Gelas kecil R dan P
3.      Air
4.      Pewarna

D.    Cara Kerja
Cara Kerja Praktikum
1.      Isi gelas R dengan cairan berwarna, sedangkan gelas P dalam keadaan kosong.
2.      Dengan menggunakan pipet X pindahkan  cairan dari gelas R ke gelas P. Pada saat yang bersamaan, dengan menggunakan pipet Y, pindahkan cairan dari gelas P ke gelas R. Catat ketinggian cairan pada kedua gelas tersebut setelah :
a.       Pipa yang berisi cairan dikeluarkan dari tabung.
b.      Cairan dari pipa dituangkan ke dalam tabung.
3.      Ulangi prosedur hingga tinggi cairan pada kedua gelas tersebut tidak berubah lagi
Cara Kerja Memindahkan Cairan
1.      Pipet dimasukkan ke dalam gelas dengan jari menutup ujung pipet bagian atas.
2.      Setelah pipet masuk ke dalam gelas berisi larutan, ujung pipet bagian atas dibiarkan terbuka, sehingga larutan dapat naik ke dalam pipet.
3.      Tutup ujung pipet dengan jari kemudian angkat dan keluarkan pipet dari tabung reaksi. Larutan dikeluarkan dari pipa dengan cara melepaskan jari yang menutup pipet.

E.     Tabel Data Pengamatan
1.      Tabel pipet X = Pipet Y
Tinggi air pada gelas R = 2,8 cm

Pemindahan
         Ketinggian
                  gelas
cairan pada
R ( cm )
         Ketinggian
                  gelas
Cairan pada
P ( cm )
ke
Setelah pipa dikeluarkan dari gelas
Setelah cairan dituangkan ke dalam tabung
Setelah pipa dikeluarkan dari tabung
Setelah cairan dituangkan ke dalam tabung
1.       
2,5
2,5
0
0,25
2.       
2,3
2,3
0,2
0,5
3.       
2
2,1
0,4
0,7
4.       
1,5
1,6
0,6
0,8
5.       
1,9
1,9
0,75
0,85
6.       
1,75
1,8
0,85
1
7.       
1,7
1,8
0,95
1
8.       
1,6
1,7
1
1,1
9.       
1,5
1,5
1
1,2
10.   
1,5
1,5
1,1
1,4
11.   
1,4
1,4
1,2
1,5
12.   
1,4
1,5
1,2
1,5
13.   
1,4
1,5
1,4
1,5

2.      Tabel pipet X > Pipet Y
Tinggi air = 2,5 cm

Pemindahan
         Ketinggian
                  gelas
cairan pada
R ( cm )
         Ketinggian
                  gelas
Cairan pada
P ( cm )
ke
Setelah pipa dikeluarkan dari gelas
Setelah cairan dituangkan ke dalam tabung
Setelah pipa dikeluarkan dari tabung
Setelah cairan dituangkan ke dalam tabung
1.       
2,3
2,3
0
0,3
2.       
2,2
2,2
0,3
0,5
3.       
2
2,2
0,5
0,7
4.       
1,9
1,9
0,7
0,8
5.       
1,7
1,75
0,75
0,9
6.       
1,6
1,6
0,8
1
7.       
1,5
1,55
1
1
8.       
1,4
1,4
1
1,1
9.       
1,3
1,4
1,1
1,2
10.   
1,2
1,2
1
1,2
11.   
1,1
1,2
1
1,2
12.   
1,1
1,2
1,1
1,2




3.      Tabel Pipet X < Pipet Y
Tinggi air 2,8 cm

Pemindahan
         Ketinggian
                  gelas
cairan pada
R ( cm )
         Ketinggian
                  gelas
Cairan pada
P ( cm )
ke
Setelah pipa dikeluarkan dari gelas
Setelah cairan dituangkan ke dalam tabung
Setelah pipa dikeluarkan dari tabung
Setelah cairan dituangkan ke dalam tabung
1.       
2,5
2,5
0
0,3
2.       
2,1
2,1
0,25
0,5
3.       
2,5
2,5
0,5
0,5
4.       
2,4
2,4
0,5
0,7
5.       
2,2
2,3
0,4
1
6.       
2
2,2
0,7
1
7.       
2
2,2
0,9
1
8.       
2
2,1
1
1,1
9.       
1,4
2
1
1,1
10.   
1,85
1,8
1
1,2
11.   
1,75
1,8
1,1
1,2


F.      Analisis data
Pertanyaan
1.      Tentukan volum cairan yang berpindah dari gelas R ke gelas P dan dari tabung P ke tabung R pada setiap kali pemindahan (anggaplah luas penampang kedua tabung reaksi sama yaitu 1 cm2
2.      Plot jumlah cairan pada gelas R dan gelas P setelah setiap kali pemindahan. Grafik ini menunjukkan perubahan kosentrasi pereaksi dan produk terhadap waktu.
3.      Plot jumlah cairan yang berpindah dari gelas R ke gelas P dan dari gelas P ke gelas R pada setiap pemindahan. Kurva ini menunjukkan perubahan laju reaksi  maju dan reaksi balik terhadap waktu.
4.      Pada pemindahan ke berapa ketinggian cairan pada kedua tabung tidak berubah lagi ? mengapa ketinggian cairan pada kedua tabung tidak berubah lagi meski pemindahan dilanjutkan?
5.      Ketika ketinggian cairan tidak berubah lagi, pada tabung mana terdapat cairan yang lebih tinggi? Adakah kaitan ketinggian akhir tersebut dengan ukuran pippet X dan pipet Y ?
6.      Bagaimanakah ketinggian akhir cairan pada kedua tabung, jika diameter dalam pipet X dan pipet Y sama ?
7.      Tariklah kesimpulan tentang:
·         Proses menuju kesetimbangan’
·         Keadaan kesetimbangan
8.      Tuliskan laporan lengkap kegiatan ini




Jawaban :
1. 
            Tabel pipet X = Pipet Y
Pindahan
ke
Jumlah cairan yang berpindah dari tabung R ke Tabung P ( cm3 )
Jumlah cairan yang berpindah dari tabung P ke Tabung R ( cm3 )
1.       
0
0,25
2.       
0
0,3
3.       
0,1
0,3
4.       
0,1
0,2
5.       
0
0,1
6.       
0,05
0,15
7.       
0,1
0,05
8.       
0,1
0,1
9.       
0
0,2
10.   
0
0,3
11.   
0
0,3
12.   
0,1
0,3
13.   
0,1
0,1

Tabel pipet X > Pipet Y
Pindahan
ke
Jumlah cairan yang berpindah dari tabung R ke Tabung P ( cm3 )
Jumlah cairan yang berpindah dari tabung P ke Tabung R ( cm3 )
1.       
0
0,3
2.       
0,2
0,2
3.       
0,2
0,2
4.       
0,
0,1
5.       
0,05
0,15
6.       
0
0,2
7.       
0,05
0
8.       
0
0,1
9.       
0,1
0,1
10.   
0
0,2
11.   
0,1
0,2
12.   
0,1
0,1

Tabel Pipet X < Pipet Y

Pindahan
ke
Jumlah cairan yang berpindah dari tabung R ke Tabung P ( cm3 )
Jumlah cairan yang berpindah dari tabung P ke Tabung R ( cm3 )
1.       
0
0,3
2.       
0
0,3
3.       
0
0
4.       
0
0,2
5.       
0,1
0,6
6.       
0,2
0,3
7.       
0,2
0,1
8.       
0,5
0,1
9.       
0,6
0,1
10.   
0,05
0,2
11.   
0,05
0,2
2. Plot jumlah cairan pada gelas R dan gelas P setelah setiap kali pemindahan  
3. Plot jumlah cairan yang berpindah dari gelas R ke gelas P dan dari gelas P ke gelas R pada setiap pemindahan

4.      Pada X = Y, terjadi pada pemindahan ke-13 dengan sama tinggi
Pada X > Y terjadi pada pemindahakn ke 12 dengan sama tinggi
Pada X < Y, terjadi pada pemindahan ke 12, dengan tabung R lebih tinggi pada
tabung P
Tidak berubah lagi karena jumlah cairan yang berpindah sudah sama banyaknya, sehingga berapa kalipun dipindahkan ia akan tetap sama

5.      Pada X = Y sama tinggi
Pada X > Y dengan sama tinggi
Pada X < Ydengan tabung R lebih tinggi pada tabung P
Tentu ketinggian tersebut ada kaitannya dengan pipet X dan Y, semakin besar pipet semakin banyak pipet tersebut dapat mengambil air dan begitu sebaliknya.

6.      Ketinggian air tersebut sama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar